JURNAL JABAR – Kabupaten Bandung Jawa Barat bagian dari wilayah strategis nasional menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara. Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bandung mengalami kenaikan signifikan.
Dengan perbandingan pada tahun 2020 kunjungan wisatawan capai 2 juta jiwa. Memasuki tahun 2024 capai 7 juta pengunjung, sehingga mengalami kenaikan sekitar 300 persen.
Melihat kunjungan wisatawan yang mengalami kenaikan signifikan pada setiap tahunnya, Bupati Bandung Dadang Supriatna yang juga Ketua Harian Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) menyoroti kebutuhan peningkatan infrastruktur transportasi di Kabupaten Bandung.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna sempat mengungkapkan hal ini saat menghadiri Grand Opening Podcast APKASI bertajuk “Suara Pemimpin Daerah untuk Indonesia” di Studio Helmy Yahya, Jakarta Pusat, Selasa, 16 September 2025.
Podcast yang dipandu Helmy Yahya ini menghadirkan Ketua Umum APKASI sekaligus Bupati Lahat Bursah Zarnubi, Sekjen APKASI sekaligus Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, serta Wakil Ketua Umum APKASI sekaligus Bupati Pati H. Sudewo.
Diskusi menyoroti sinergi antar kabupaten melalui APKASI sebagai wadah kolaborasi dan promosi potensi daerah. Topik lain, peluang ekspor komoditas unggulan, tantangan industrialisasi.
Baca juga: Demi Xpander, Mitsubishi Bakal Mengimpor Kembali Pajero Sport
Selain itu, strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai target pemerintah pusat mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Akses baru
Bupati Kang DS mengungkapkan, Kabupaten Bandung menerima tujuh juta wisatawan per tahun, sehingga terjadi kemacetan terutama pada saat weekend atau musim libur.
“Karena itu dibutuhkan akses baru, seperti pembangunan jalan tol Soreang–Ciwidey–Pangalengan serta transportasi modern seperti kereta gantung,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan jalan tol baru wilayah selatan Jabar itu, untuk mengurangi kemacetan di kawasan wisata Kabupaten Bandung. Sedangkan wacana pembangunan kereta gantung untuk mendorong investasi dan pariwisata di wilayah Bandung Selatan.
“Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah, terutama di kawasan seperti Pacira dan Pangalengan. Termasuk, membantu mengatasi masalah kemacetan dengan menyediakan alternatif transportasi dan menarik investor,” kata Kang DS.
Alasan dirinya ingin membangun kereta gantung, yakni untuk mengatasi kemacetan dan menyediakan transportasi wisata di Kabupaten Bandung. Kereta gantung akan memungkinkan wisatawan berkeliling di wilayah Kabupaten Bandung tanpa menggunakan kendaraan pribadi.
Baca juga: Aliansi Nissan-Mitsubishi Luncurkan Livina Versi Mungil
Kereta gantung
Kereta gantung menjadi solusi transportasi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bandung. Selain itu, kereta gantung sebagai transportasi wisata.
Wacana yang digulirkan Bupati Bedas untuk membangun kereta gantung dengan membuat dokumen Pra FS (Feasibility Study) yang dipromosikan ke West Java Investment Summit 2024.
Terkait wacana itu, ia pun sempat mengundang sejumlah investor untuk membuat kereta gantung wisata menuju kawasan Pacira (Pasir Jambu, Ciwidey, Rancabali) serta Pangalengan.
Baca juga: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Sabet Gelar Juara Dunia Kedua
Industrialisasi
Sementara itu, Ketua Umum APKASI, Bursah Zarnubi menjelaskan pentingnya industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk daerah.
“Selama ini produk kabupaten hanya dijual mentah. Jika dikelola melalui industrialisasi, potensi ekonominya besar dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat serta peningkatan pajak daerah,” ujarnya.
Demikian halnya yang dikatakan Wakil Ketua Umum APKASI, H. Sudewo. Ia menambahkan, APKASI tidak hanya wadah sinergi, tetapi juga memperkuat regency branding.
Baca juga: 2 Hari Hilang, Nelayan Tewas Mengambang di Pantai Cipalawah Garut
“Kolaborasi antarwilayah akan memperkuat pembangunan nasional sekaligus menjadi media saling melengkapi,” katanya.
Grand Opening Podcast itu, diharapkan menjadi ruang komunikasi publik yang konstruktif.
Selain itu, untuk memperkuat peran pemerintah kabupaten dalam mendukung agenda pembangunan nasional melalui sinergi, inovasi dan pemberdayaan potensi daerah. (Irsyad)***