JURNAL JABAR – Puluhan siswa di wilayah Kecamatan Ujungjaya di Kabupaten Sumedang, mengalami keracunan makanan setelah menyantap makanan dari program MBG (Makan Bergizi Gratis).
Informasi yang didapat Jurnaljabar.com di lapangan, hingga Kamis, 25 September 2025 sekira pukul 22.00, jumlah siswa yang mengalami keracunan total mencapai 105 orang.
Siswa sebanyak itu, ada yang masih menjalani perawatan intensif di sejumlah puskesmas terdekat, ada juga yang kondisinya sudah membaik sehingga diperbolehkan pulang.
Dari 105 orang siswa yang keracunan tersebut, antara lain 50 orang hingga kini masih dirawat di Puskesmas Ujung Jaya, 26 orang di Puskesmas Tomo, 3 orang di Puskesmas Cisitu dan 1 orang di Puskesmas Cimalaka.
Baca juga: Bupati Bandung Kang DS Sebut 28 Desa di Kabupaten Bandung Masuk Peta Kerawanan Pangan
Sementara 25 orang siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
Untuk menangani kejadian tersebut, tim Gabungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, sudah diterjunkan.
Mereka diterjunkan untuk menangani puluhan siswa SMK Widya Nusantara (WIN) di Kecamatan Ujungjaya yang mengalami gejala mual, pusing, muntah hingga lemas usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada Selasa 24 September 2025.
Para siswa yang terdampak, sudah mendapatkan penanganan medis dengan pemberian infus, penambahan kasur darurat.
Selain itu, koordinasi dengan RSUD Umar Wirahadikusumah Sumedang maupun rumah sakit di Majalengka untuk langkah antisipasi.
“Semua siswa sudah tertangani. Peralatan medis di Puskesmas Ujungjaya cukup memadai, walaupun kami harus menambah kasur tambahan dan menyiapkan skenario rujukan jika diperlukan,” ujar Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila saat turun langsung ke lokasi kejadian.
Evaluasi control makanan MBG
Ia mengatakan, Pemkab Sumedang segera melakukan evaluasi menyeluruh terkait quality control makanan MBG.
Termasuk, kebersihan dapur penyedia makanan atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hingga distribusinya.
Baca juga: Update Pengetahuan dan Keterampilan SDM, Bupati Kang DS Lepas Peserta Retret ASN Gelombang Pertama
Diduga, makanan yang terlalu lama disimpan sebelum dikirim menjadi salah satu faktor risiko keracunan.
“Jumat ini, kami menggelar rapat koordinasi Forkopimda bersama seluruh pemangku kepentingan. Program MBG ini sangat bagus untuk anak-anak.
Akan tetapi, jangan sampai kualitas dan kebersihan makanannya luput dari pengawasan. Ini yang akan kami kaji dan mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Fajar menegaskan.
Menurutnya, Pemkab juga akan mengevaluasi kemungkinan adanya siswa dengan riwayat alergi terhadap bahan makanan tertentu, termasuk seafood yang biasa digunakan dalam olahan dimsum.
“Kami akan memperketat standar, termasuk jumlah maksimal cakupan siswa per penyedia makanan. Yang terpenting kualitas dan higienitas makanannya harus benar-benar dijaga,” katanya.
Penanganan medis
Setelah mendapat penanganan medis, lanjut Fajar, kondisi seluruh siswa SMK WIN yang terdampak sudah membaik setelah mendapatkan perawatan intensif.
Baca juga: Bupati Bandung Kang DS Sebut 28 Desa di Kabupaten Bandung Masuk Peta Kerawanan Pangan
Pemerintah daerah memastikan akan terus melakukan pemantauan lapangan serta memperkuat regulasi agar program MBG tetap berjalan dengan aman dan sehat. (Irsyad)***